Sejarah Asal Mula Semur Jengkol yang Kerap Menjadi Makanan Khas Betawi yang Berasal Dari Eropa

Jakarta - Semur jengkol merupakan kudapan kegemaran warga Betawi di pinggiran ibu kota Jakarta.

Biasanya hidangan ini kerap hadir di meja makan dan disandingkan dengan lauk pauk lainnya, bersama nasi uduk.

Aromanya yang kuat tak mengurangi rasa nikmatnya saat disantap. Perpaduan bumbu rempah yang beragam, serta empuk dan gurihnya buah jengkol, begitu berpadu di lidah siapapun yang menikmatinya.

Sebagai menu yang melegenda, ternyata semur jengkol memiliki perjalanan unik di masa lampau hingga identik dengan masyarakat Betawi.

Konon saat itu, proses memasaknya lahir dari interaksi antara warga pribumi dengan warga Eropa.

Tak Hanya Sekadar Rebusan Daging dan Tomat


Kreativitas masyarakat Indonesia sejak lama memang tak diragukan. Mereka mampu mengolah berbagai bahan di alam, menjadi satu food selection khas seperti semur jengkol.

Melansir laman encyclopedia.jakarta-tourism. go.id, Kamis (13/1), mulanya resep semur dibawa oleh keluarga Belanda yang menetap di Indonesia.

Dahulu bahan semur hanya sebatas daging sapi yang dimasak perlahan bersama tomat dan bawang.

Oleh masyarakat setempat, bahan utama daging lantas dikreasikan dengan sejumlah komoditas lain, salah satunya jengkol yang banyak tersedia di kebun-kebun pekarangan rumah.

Berawal dari Interaksi dengan Orang Eropa


Beberapa versi menyebutkan bahwa istilah semur mengacu pada Stomerijj atau cleaner yang merupakan alat masak.

Dalam laman jakartakita, disebutkan bahwa pada zaman dahulu warga Belanda banyak yang memiliki asisten juru masak warga setempat.

Saat itu, seorang nyonya Eropa kerap memberi perintah Stomerijj saat mengukus makanan, diduga warga pribumi menafsirkannya dengan kata Smoor atau Semur.

Argumen tersebut juga diperkuat lewat buku resep tahun 1902 di Hindia Belanda berjudul Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek, dikutip dari p2k.unkris.ac.id.

Buku tersebut menegaskan bahwa kata smoor yang dilafalkan sebagai semur adalah masakan yang dikembangkan di dalam dapur Indis, kaum peranakan Eropa


Adapun dalam buku tersebut tertulis enam resep semur (Smoor Ajam I, Smoor Ajam II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Banten van Kip, Solosche Smoor van Kip).

Cara Ajaib Menghilangkan Bau Jengkol oleh Warga Betawi


Salah satu keunikan semur jengkol yakni bahan jengkol yang digunakan. Aromanya terkenal sangat pekat, tapi saat menjadi semur, aroma itu hilang.

Usut punya usut, mereka memiliki resep jitu untuk menghilangkan bau jengkol, yakni dengan merebusnya bersama air kapur atau air rebusan tangkai padi.

Selain itu, bau jengkol juga bisa hilang dengan direndam semalaman di dalam air bersih sebelum diolah.

Semur jengkol Betawi sendiri tidak berkuah encer, melainkan sedikit kental dengan rasa dominan manis dan sedikit pedas.

Biasanya, food selection tersebut juga dihadirkan dalam acara adat atau keagamaan setempat seperti pada malam Nisfu Sya'restriction untuk menyambut bulan Ramadan.

Di situ, semur jengkol akan disantap bersama setelah acara pengajian dan doa bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuikota India Menutup Sekolah Selama Sepekan dan Mempertimbangkan Lockdown Polusi Karena Udara Semakin Tercermar

Cerita Kehidupan Warga Surabaya Era Tahun 1850-an Pada Belum ada Penerangan Jalan

Sejarah Jaman Ir.Soekarno Terkait Konfrotasi Indonesia Dengan Malaysia