Ibuikota India Menutup Sekolah Selama Sepekan dan Mempertimbangkan Lockdown Polusi Karena Udara Semakin Tercermar

New Delhi - Pemerintah di ibu kota India, New Delhi, mengumumkan penutupan sekolah selama sepekan dan mengatakan mereka akan mempertimbangkan "lockdown polusi" untuk melindungi warga dari memburuknya tingkat pencemaran udara atau kabut asap beracun.

"Sekolah-sekolah akan ditutup sehingga anak-anak tidak perlu menghirup udara tercemar," kata Kepala Menteri, Arvind Kejriwal kepada wartawan pada Sabtu, menambahkan aktivitas kontstruksi di kota itu akan dihentikan selama empat hari.

Kantor-kantor pemerintah diperintahkan beroperasi dari rumah dan perusahaan swasta diminta tetap melaksanakan kerja dari rumah sesering mungkin.

New Delhi merupakan salah satu kota di dunia yang paling tercemar, disebabkan emisi dari pabrik dan kendaraan, termasuk asap dari pembakaran lahan pertanian.

Pada Sabtu, Mahkamah Agung menyarankan lockdown di Delhi untuk mengatasi krisis kualitas udara.

Kejriwal menyampaikan pemerintahannya akan mempertimbangkan saran tersebut setelah berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan.

"Lockdown polusi tidak pernah terjadi sebelumnya. Itu akan menjadi langkah yang ekstrem," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin (15/11).

Dewan Pengendalian Polusi Pusat pada Jumat menyarankan pihak berwenang mempersiapkan implementasi tindakan berdasarkan kategori "darurat". Dewan ini menambahkan, kualitas udara yang buruk diperkirakan berlangsung setidaknya sampai 18 November karena "angin yang rendah dengan kondisi teduh pada malam hari".

Pada Sabtu, level partikel PM 2.5-- terkecil dan paling berbahaya, yang dapat memasuki aliran darah-- mencapai 300 pada indeks kualitas udara. Ini 20 kali lipat dari batas harian maksimum yang direkomendasikan WHO.

Wartawan Al Jazeera, Pavni Mittal, yang melaporkan dari New Delhi, menyampaikan warga di kota itu telah sepekan ini menghadapi kabut asap yang tebal.

"Visibilitas rendah dan situasinya memburuk, ada masa dalam satu hari Anda benar-benar bisa merasakan polusi," jelasnya.

Pemerintah Delhi telah menjanjikan selama bertahun-tahun untuk membersihkan udara kota tersebut.

Pembakaran lahan

Asap pembakaran lahan pertanian di negara-negara bagian tetangga Delhi - penyumbang utama polusi udara setiap musim dingin - tetap berlanjut kendati dilarang Mahkamah Agung.

Puluhan ribu petani di sekitar ibu kota membakar sisa tanaman mereka di setiap awal musim dingin, membersihkan lahan dari sisa panen padi untuk memasuki musim tanam gandum. Menurut data pemerintah, angka pembakaran lahan musim ini fading tinggi dalam empat tahun terakhir.

Awal tahun ini, pemerintah Delhi membuka "menara kabut asap" pertamanya, terdiri dari 40 kipas raksasa yang memompa 1.000 meter kubik udara per detik melalui penyaring.

Menurut para teknisi, alat senilai USD 2 juta atau sekitar Rp 28 miliar itu memangkas setengah jumlah partikel jahat di udara tapi hanya dalam radius atau jarak seperempat kilometer.

Laporan 2020 dari organisasi berbasis di Swiss, IQAir, 22 dari 30 kota paling tercemar di dunia adalah India, di mana Delhi berada di peringkat ibu kota negara paling tercemar di dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Kehidupan Warga Surabaya Era Tahun 1850-an Pada Belum ada Penerangan Jalan

Sejarah Jaman Ir.Soekarno Terkait Konfrotasi Indonesia Dengan Malaysia