Para Peneliti Sedang Membuat Black Box Bumi yang Diklaim Takkan Hancur Kena Kiamat

Jakarta - Di ujung Bumi religious woman jauh di sana, tepatnya di sebuah tempat di pulau terpencil Australia, Tasmania, tergeletak benda aneh yang akan merekam seluruh peristiwa dari akhir dunia alias kiamat.

Proyek yang disebut planet black box atau black box Bumi merupakan kotak hitam terbuat dari baja raksasa. Planet black box bakal dirilis dan diisi hard disk drive bertenaga surya. Nantinya, Black Box berguna untuk mendokumentasikan dan menyimpan seluruh analisis dan penelitian terkini terkait masalah paling serius yang dihadapi manusia saat ini.

Seluruh informasi tentang perubahan iklim, kepunahan spesies, pencemaran lingkungan dan dampak pada kesehatan manusia akan dicatat dalam struktur monolitik ini. Tujuannya, agar manusia di masa depan yang menemukan black box Bumi dapat mengumpulkan data dan mengetahui apa yang terjadi pada planet kita.

"Perubahan iklim akibat ulah manusia (merusak bumi) akan menyebabkan peradaban punah. Planet black box akan merekam setiap langkah yang kita ambil menuju bencana.

Ratusan file data dan interaksi berkaitan dengan kondisi earth kita akan terus dikumpulkan dan disimpan dengan aman untuk generasi di masa depan," tulis para peneliti dalam situs internet Black Box.

Earth black box ternyata masih ada hubungannya dengan Doomsday di Norwegia. Jika kotak hitam menyimpan informasi data tentang Bumi, maka Doomsday Vault atau gudang kiamat adalah benteng yang dirancang untuk menyimpan dan melindungi benih tanaman jika hal buruk terjadi pada Bumi.

"Tujuannya adalah jika Bumi benar-benar hancur akibat perubahan iklim, alat perekam yang tak bisa hancur ini akan tetap ada untuk siapapun yang tersisa," kata Jim Curtis, executive innovative director di agensi pemasaran Clemenger BBDO, kepada ABC.

Proyek ini akan selesai pada awal tahun 2022. Sementara lokasi penyimpanan planet black box masih dirahasiakan. Meski belum selesai sempurna, black box telah aktif dan dilakukan uji coba untuk merekam lingkungan secara langsung dalam uji beta.

Bagaimanapun, Bumi kita memang sedang dalam ambang krisis iklim yang bisa membawa pada kehancuran. Saat ini, lapisan es kutub utara dan selatan sedang tak stabil akibat pemanasan global.

Hal ini diperparah dengan emisi gas rumah kaca, deforestasi, dan penggunaan bahan bakar fosil berlebih yang membuat laju kepunahan makhluk hidup semakin cepat.

Tak menutup kemungkinan, kepunahan massal keenam akan atau kini sedang terjadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibuikota India Menutup Sekolah Selama Sepekan dan Mempertimbangkan Lockdown Polusi Karena Udara Semakin Tercermar

Cerita Kehidupan Warga Surabaya Era Tahun 1850-an Pada Belum ada Penerangan Jalan

Sejarah Jaman Ir.Soekarno Terkait Konfrotasi Indonesia Dengan Malaysia