Asal Muasal Bank Indonesia, Berikut selengkapnya
Jakarta - Bank Indonesia atau yang akrab disingkat BI adalah bank sentral di Indonesia. Bank ini merupakan bank sentral di Indonesia yang menjaga stabilitas nilai uang di Indonesia.
Menurut buku Perilaku Kebijakan Bank Sentral di Indonesia: Pustaka Abadi, 2019:4,
tugas awal bank sentral adalah menjaga stabilitas nilai uang (meliputi inflasi dan nilai tukar), stabilitas sistem keuangan dalam suatu perekonomian, serta memiliki usaha komersial seperti memindahkan uang melalui surat-surat pemberitahuan dan lain sebagainya, menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran, mendiskontokan surat wesel dan lain sebagainya,
hanya saja saat ini tujuan financial
institution sentral menjadi lebih fokus untuk mengatur, menjaga dan
memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan
pembangunan, serta memperluas kesempatan kerja.
Sejarah Bank Indonesia
Bank Indonesia secara resmi berdiri sejak tahun 1953
akan tetapi sebenarnya sejarah Bank Indonesia sudah
berlangsung jauh sebelum itu.
Pada awalnya Financial institution
Indonesia adalah De Javasche Financial institution, sebuah Bank Belanda
yang memiliki hak istimewa di wilayah Hindia Belanda.
Menurut laman resmi Bank Indonesia di
www.bi.go.id/id/tentang-bi/sejarah-bi/Default.aspx, diceritakan bahwa
pada tahun 1828 pemerintah Kerajaan Belanda memberikan octrooi atau
hak-hak istimewa kepada De Javasche financial institution (DJB) untuk
bertindak sebagai Bank Sirkulasi. DJB sendiri adalah Bank Sirkulasi
pertama di Asia.
De Javasche Financial institution memiliki kewenangan untuk mencetak dan
mengedarkan uang Gulden di wilayah Hindia Belanda. Secara periodik,
Octrooi milik DJB diperpanjang setiap 10 tahun sekali dan DJB pada masa
itu telah melakukan tujuh kali perpanjangan Octrooi.
Pada tahun 1829 sampai dengan 1870, De Javasche Financial institution
membuka kantor cabang di Semarang, Surabaya, padang, Makassar, Cirebon,
Solo dan Pasuruan.
Sedangkan pada tahun 1970-1942, De Javasche Bank
membuka 15 kantor Cabang di Yogyakarta, Pontianak, Bengkalis, Medan,
Banjarmasin, Tanjungbalai, Tanjungpura, Bandung, Palembang, Manado,
Malang, Kutaraja, Kediri, Pematang Siantar, Madiun.
Pada masa pendudukan Jepang, De Javasche Bank sempat dilikuidasi, namun
pasca proklamasi kemerdekaan, Netherlands Indies Civil Management (NICA)
mendirikan kembali DJB untuk mencetak dan mengedarkan uang NICA untuk
mengacaukan ekonomi Indonesia
Untuk melawan hal ini, Pemerintah Indonesia membentuk Bank Sirkulasi
yaitu Bank Negara Indonesia (BNI) yang menerbitak Oeang Republik
Indonesia (ORI).
Setelah konferensi meja bundar di tahun 1949 dan
Republik Indonesia Serikat diakui, De Javasche Financial institution
kembali ditetapkan sebagai Bank Sirkulasi Republik Indonesia Serikat.
Akhirnya pada tahun 1951, setelah Indonesia keluar dari Republik
Indonesia Serikat muncul desakan kuat untuk mendirikan bank sentral
sehingga De Javasche Bank word play here dinasionalisasi dengan membeli
saham De Javasche Bank mencapai 97%.
Tidak lama kemudian terbitlah UU Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank
indonesia, sehingga Bank Indonesia secara resmi berdiri sebagai Bank
Sentral Republik Indonesia.
Di tahun 1999 dengan terbitnya UU Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, Bank Indonesia ditetapkan sebagai Bank Sentral yang bersifat
Independen. Hingga hari ini Bank Indonesia terus menjadi financial
institution sentral di Indonesia yang memiliki fungsi penting dalam
perekonomian Indonesia.
Komentar
Posting Komentar